Spotify PHK 1,500 Karyawan, CEO Daniel Ek Ungkap Alasannya

pemainku.com, Jakarta – Spotify merupakan perusahaan teknologi mutakhir yang melakukan PHK terhadap seluruh karyawannya di berbagai negara di dunia.

Kabar PHK 1.500 karyawan Spotify diungkapkan langsung oleh CEO sekaligus co-founder perusahaan, yakni Daniel Eck.

Merujuk ke arena GSM, 17 persen atau 1.500 karyawan Spotify diberhentikan pada Selasa (5/12/20023) untuk menekan biaya operasional perusahaan. Saat ini, perusahaan memiliki sekitar 9.241 karyawan di seluruh negara di dunia.

Dalam memo internal yang dikirim oleh CEO dan salah satu pendiri platform streaming audio tersebut, Daniels mengatakan keputusan untuk keluar karena lambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya biaya.

“Saat ini, kita masih memiliki terlalu banyak orang yang berkecimpung dalam bisnis mendukung pekerjaan dan melakukan pekerjaan, dibandingkan dengan peluang untuk memberikan dampak nyata,” tulis Daniel Ek.

Sekadar informasi, ini merupakan bantahan ketiga yang dilakukan perusahaan terhadap pemecatan karyawannya tahun ini, The Verge melaporkan.

Pada Januari 2023, platform audio streaming tersebut akan melakukan PHK sebesar 6 persen atau sekitar 600 orang. Pada bulan Juni, perusahaan juga memberhentikan 200 karyawan di divisi podcastnya.

Meski harus merumahkan karyawannya, perusahaan juga mengklaim telah melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

Salah satu caranya adalah dengan menaikkan harga langganan Spotify di berbagai negara, termasuk Amerika dan negara lainnya.

Spotify sedang menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna menghapus rekomendasi hasil personalisasi.

Dengan fitur ini, lagu yang diputar oleh pengguna lain di akun Anda tidak akan memengaruhi rekomendasi musik pribadi Anda.

Opsi ini memungkinkan pengguna untuk mencegah lagu yang diputar di akun mereka atas nama pendengar lain memengaruhi rekomendasi musik pribadi mereka.

Spotify menggunakan algoritma yang menggabungkan pembelajaran mesin dan metode berbasis AI. Algoritme ini menganalisis riwayat mendengarkan pengguna, genre favorit, dan waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan musik untuk memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi.

Prosesnya juga menggunakan pemfilteran berbasis konten, yang menganalisis karakteristik audio lagu seperti tanda tangan, kunci, dan tempo untuk menyarankan lagu baru dengan karakteristik serupa.

Meskipun Spotify mengandalkan pemfilteran kolaboratif, di mana rekomendasi didasarkan pada pengguna dengan selera yang sama, pengguna terkadang menemukan bahwa Spotify menciptakan efek “ruang gema”.

Fitur uji coba memberi pengguna kontrol lebih besar atas pengalaman mendengarkan mereka, memungkinkan mereka mengecualikan pengaruh eksternal pada rekomendasi musik pribadi.

Spotify belum memberikan informasi mengenai ketersediaan lebih luas atau timeline uji coba untuk fitur AI ini. Mereka menyatakan mengapresiasi fitur tersebut dan berterima kasih kepada pengguna yang berpartisipasi dalam proses peningkatan pengalaman pengguna Spotify.

Dikutip dari News18, Minggu (3/12/2023), langkah tersebut menyusul laporan MacRumors mengenai proses yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, Spotify terus mempertahankan dominasinya di pasar streaming musik selama beberapa tahun, meski platform tersebut terus bersaing dengan pemain besar lainnya.

Meskipun persaingan sengit antara Apple Music dan YouTube Music, Spotify tetap menjadi pilihan terbaik bagi pengguna podcast.

Namun Spotify juga tidak mau ketinggalan dengan kemajuan teknologi saat ini seperti kecerdasan buatan (AI). Karena itu, perusahaan mengintegrasikan AI ke dalam aplikasi mereka.

Hal ini dilakukan dengan memperkenalkan terjemahan podcast berbasis AI dalam kemitraan dengan OpenAI.

Mengutip Android Police, Spotify mengumumkan pada Minggu (1/10/2023) bahwa sejumlah fitur baru akan ditambahkan ke seluruh aplikasinya dalam rangka perayaan Hari Podcast Internasional pada 30 September.

Tinggalkan komentar