Ini 5 Fakta tentang Anemia Aplastik, Penyakit yang Diderita Babe Cabita Sebelum Meninggal Dunia

pemainku.com, Jakarta – Salah satu komikus terbaik Indonesia, Babe Cabita, meninggal dunia pada Selasa pagi, 9 April 2024. Kabar duka tersebut diumumkan juru bicaranya, Oki Rengga, melalui postingan di akun Instagram miliknya.

Pria bernama asli Priya Prayogha Pratama ini menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 06.38 WIB di RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Sebelum kematiannya, Babe Cabita didiagnosis menderita Anemia Aplastik.

Anemia aplastik

Penyebab meninggalnya Babe Cabita belum diungkapkan ke publik. Namun, sekitar satu setengah tahun sebelum Babe Cabita meninggal, komika yang terkenal dengan rambut keritingnya itu mengungkap bahwa dirinya menderita anemia aplastik.

Babe menjelaskan, virus ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sumsum tulang belakang yang seharusnya memproduksi sel darah merah.

“Nah karena tulang saya cedera, tulang saya tidak bisa mengeluarkan darah. Akhirnya kalau mau sembuh total, jalan lain ke Singapura atau Malaysia untuk memperbaiki tulang belakang,” kata Babe. Cabita berbicara tentang anemia aplastik kepada wartawan pada September tahun lalu, termasuk ShowBiz pemainku.com.

Menurut Mayoclinic, anemia aplastik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup sel darah baru.

Kondisi ini membuat penderita mudah lelah dan lebih rentan terkena infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol.

Suatu kondisi yang langka dan serius, anemia aplastik dapat terjadi pada usia berapa pun.

Anemia aplastik bisa muncul secara tiba-tiba, atau bisa berkembang secara perlahan dan berangsur-angsur memburuk seiring berjalannya waktu. Gejalanya bisa ringan atau berat.

Perawatan untuk anemia aplastik mungkin termasuk obat-obatan, transfusi darah atau transplantasi sel induk, yang juga dikenal sebagai transplantasi sumsum tulang.

Anemia aplastik biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun, jika ada, tanda dan gejala yang mungkin timbul antara lain: Sesak napas Detak jantung cepat atau tidak teratur Kulit pucat Infeksi berkepanjangan atau tertunda Jelas atau mudah memar Hidung berdarah dan gusi berdarah Pendarahan berkepanjangan dari luka Ruam kulit Demam Sakit kepala.

Anemia aplastik bisa bersifat jangka pendek, atau bisa juga kronis. Hal ini dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian.

Anemia aplastik jarang terjadi. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko antara lain: Pengobatan dengan radiasi atau kemoterapi tingkat tinggi. Keracunan. Penggunaan obat-obatan tertentu – seperti kloramfenikol, yang digunakan untuk mengobati infeksi, dan obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis. Beberapa penyakit darah, penyakit autoimun dan penyakit serius. Pencegahan Anemia Aplastik

Tidak ada pencegahan untuk sebagian besar kasus anemia aplastik. Jangan terkena pestisida, herbisida, pelarut organik, cat, dan bahan kimia lainnya dapat mengurangi risiko penyakit ini.

Tinggalkan komentar