Budaya Positif di Sekolah Berperan untuk Kembangkan Skill dan Karakter Siswa

JAKARTA – Dengan mengedepankan budaya positif, sekolah bisa lebih mengembangkan keterampilan dan sikap siswanya. Budaya positif ini juga ditumbuhkan oleh Sekolah Citra Garden Citra Garden Jakarta.

Sekolah Citra Kasih mengedepankan program CitraGarden Jakarta Positive Pals yang bertujuan untuk membekali siswa dengan karakter positif dalam kehidupan sehari-hari, antara lain baik hati, memaafkan, menghargai, bijaksana dan lain sebagainya. dimaksudkan untuk pembentukan dan presentasi.

Menurut Boedi Tusila, General Manager Ciputra Education (Yayasan Citra Berkat), Sekolah Citra Kasih CitraGarden Jakarta harus konsisten menjadi sekolah dengan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua orang. Dengan menanamkan budaya positif, siswa pada akhirnya dapat fokus pada pengembangan diri seutuhnya, berkembang sepenuhnya sesuai kodratnya sebagai anak yang membutuhkan bimbingan dan pujian yang konstruktif.

Baca juga: Pelajari 7 Jenis Sekolah di Indonesia, Pilih Homeschooling atau Boarding School

Dikatakannya, budaya positif perlu dijelaskan kepada seluruh warga sekolah termasuk nilai-nilai kehidupan dan kebiasaan baik.

Di bawah bimbingan guru profesional dan beberapa fasilitas seperti smartphone interaktif, ruang permainan, ruang audio visual, lab komputer dengan IMAC, lapangan basket indoor dan outdoor, serta berbagai kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang menarik, siswa dapat termotivasi. menjadi pribadi yang bermartabat, kritis, tegas, penuh kasih sayang, kreatif, dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, beberapa minggu lalu Sekolah Citra Kasih CitraGarden menandatangani kerjasama dengan Universitas Sanatha Dharma untuk memberdayakan aspek profesional guru sebagai pemimpin proses pembelajaran, jelasnya dalam siaran pers yang dikutip Selasa (27/2/2019). . 2024).

Dijelaskannya, budaya positif yang bekerja di sekolah ini diimplementasikan dari konsep pendidikan Finlandia. Dengan harapan kualitas peserta didik meningkat tidak hanya dalam bidang studinya saja, namun juga dari segi keterampilan dan karakter.

“Dalam pelaksanaannya setiap anak mempunyai mentor sebanyak 15-20 anak, setiap minggunya mereka ngobrol dan mendiskusikan keterampilan dan karakternya. Guru kelas kami hilangkan kata-kata negatif. Kata-kata positif ditambah agar anak tumbuh, berkembang dan dihargai,” ujarnya dikatakan. dikatakan. menjelaskan.

Baca juga: Peran Guru dalam Memutus Siklus Kekerasan Seksual di Sekolah Dinilai Penting

Tinggalkan komentar