63.804 Balita di NTT Masih Terkategori Stunting, Pemerintah Gaet Pihak Swasta Edukasi Bidan

pemainku.com.COM, KUPANG – Stunting masih menjadi masalah utama di beberapa daerah, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Pj Gubernur NTT, Bpk. Ayodhya G.L. Kalake, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota terus berupaya menurunkan angka stunting.

Hal ini membuktikan bahwa sejak tahun 2019, angka stunting pada anak mengalami penurunan yang signifikan.

Angka anak kurang gizi dan anak stunting di NTT mengalami penurunan pada tahun 2021 masih sebesar 20,9%, tahun 2022 sebesar 17,7% dan tahun 2023 berdasarkan hasil penimbangan bulan Agustus terhadap 419.738 balita sebesar 15,2%.

Jumlah tersebut masih sangat tinggi karena setara dengan 63.804 balita stunting, jelasnya dalam keterangan resmi kepada pemainku.com.com.

Seiring dengan masih tingginya angka stunting, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan pendidikan kebidanan dan program intervensi stunting anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Tidak sendirian, program tersebut juga didukung oleh pihak swasta.

Dengan dukungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Pemprov NTT bekerja sama dengan Dexa Group untuk melatih ratusan bidan di NTT.

Program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap tujuan penurunan angka stunting di Indonesia.

Hal. Marianus Mau Kuru, Wakil Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, mengatakan stunting merupakan masalah umum.

“Gagap merupakan masalah bagi kita semua. Jangankan satu orang saja. “Jadi untuk mengatasi permasalahan stagnasi ini kita harus melakukannya secara kolaboratif, sinergis, bersama-sama,” tegasnya.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia Pusat (IBI) Ade Jubaida menyatakan, IBI terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan semua pihak seperti BKKBN untuk menurunkan angka stunting, angka kematian ibu (MMR) dan angka kematian bayi (AKB).

Ade mengatakan: “Upaya konsolidasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur terbukti luar biasa berkat dukungan penuh para pemangku kepentingan, mulai dari gubernur yang mengepalai BKKBN”.

Direktur Corporate Affairs Dexa Group Tarcisius Tanto Randi mengatakan upaya penurunan angka stunting di Indonesia merupakan inisiatif strategis dalam kontribusi Dexa Group sebagai perusahaan farmasi nasional yang fokus pada sektor medis.

“Dexa Group sebagai perusahaan swasta yang fokus di bidang kesehatan, menyediakan produk farmasi yang berkualitas, efektif dan aman, turut berkontribusi dalam program akselerator ini untuk mengurangi angka gizi buruk dan stunting.

“Platform promosi kesehatan yang dimiliki perusahaan, Teman Bumil App, salah satu platform digital yang memantau kesehatan ibu hamil hingga masa menyusui, dalam program ini kami bekerja sama untuk berkontribusi dalam tujuan penurunan stunting,” jelas Tarsicius.

Sedangkan keesokan harinya, Dexa Group bermitra dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) melalui Dharma Dexa dan Argon Peduli. Ben Mboy bersama Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Provinsi NTT menyelenggarakan pengabdian masyarakat.

Melayani masyarakat melalui operasi katarak dan penghijauan lingkungan dengan menanam ratusan pohon poinciana di Rumah Sakit Umum Pusat. Ben Mboy Kupang, Jumat 8 Maret 2024.

“Melalui aksi ini, mata pasien bersinar dengan harapan baru dan seluruh hati kami terpacu untuk terus bergandengan tangan untuk saling peduli dan menjaga lingkungan. “Dexa Group tetap berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan menjadikan dunia ini lebih baik bagi kita semua,” kata Tarcisius. Pada kesempatan ini, Bpk. Ayodhya G.L. Kalake mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan starter. Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat NTT.

“Kami berharap inisiatif positif ini dapat terus berlanjut di masa mendatang dan pasien yang menjalani operasi katarak dapat tetap menjaga kesehatannya. Selain itu, dalam kesempatan ini, kata Ayodhya, penghijauan juga dilakukan berupa penanaman pohon di lingkungan rumah sakit.

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Ben Amboy Kupang Annas Ahmad menyebarkan penyakit katarak tidak hanya di Kupang tapi hampir dimana-mana.

“Pasien bisa melihat lebih jelas dan lebih baik. Apresiasi setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Dexa Group Perdami Provinsi NTT. Kami berharap kerja sama antara Pemprov NTT, Dexa Group, kemudian Perdami, RS Ben Amboy dan RS WZ Johannes dapat terjalin secara rutin setiap tahunnya. “Kami berharap Dexa Group kembali hadir tahun depan untuk membantu warga Kupang yang menderita katarak,” jelas Annas.

Pada saat yang sama, Presiden Direktur PT Medela Potentia Bpk. Christijanto Pantji menambahkan.

“Ini pertama kalinya di Kupang, Nusa Tenggara Timur. “Diharapkan acara hari ini sukses dan kerjasama dengan pihak rumah sakit dapat terus terjalin di masa yang akan datang,” kata Crestijanto.

Tinggalkan komentar